Layanan Pemustaka

Layanan Bimbingan Membaca

1. Tujuan

Panduan ini bertujuan untuk:

1.1. Menetapkan standar program bimbingan membaca yang sistematis dan berkelanjutan untuk menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak dini.

1.2. Membangun kerjasama (sinergi) yang efektif antara guru kelas/mata pelajaran dengan tenaga perpustakaan dalam membina kemampuan membaca pemustaka.

1.3. Meningkatkan kemampuan pemahaman membaca (reading comprehension) dan berpikir kritis pada pemustaka tingkat dasar.

1.4. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan literasi yang menyenangkan dan mendukung kurikulum sekolah.


2. Ruang Lingkup

Panduan ini berlaku untuk semua program dan kegiatan bimbingan membaca yang diselenggarakan secara kolaboratif antara guru dan tenaga perpustakaan. Sasaran utama dari layanan ini adalah pemustaka pada jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar), namun dapat diadaptasi untuk jenjang lainnya.


3. Definisi

  • Bimbingan Membaca: Serangkaian kegiatan terencana dan terstruktur yang bertujuan untuk membina, mengarahkan, dan meningkatkan kemampuan serta kegemaran membaca pada pemustaka.
  • Membaca Nyaring (Read Aloud): Kegiatan di mana guru atau pustakawan membacakan sebuah buku dengan ekspresif kepada sekelompok pemustaka untuk menstimulasi imajinasi dan minat baca.
  • Membaca Pemahaman: Kemampuan untuk mengerti dan memaknai isi dari teks yang dibaca, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan.


4. Prinsip Dasar Layanan

4.1. Kolaborasi: Program dirancang dan dilaksanakan bersama oleh guru dan tenaga perpustakaan, dengan peran dan tanggung jawab yang jelas.

4.2. Berpusat pada Pemustaka: Kegiatan disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan kemampuan membaca setiap kelompok pemustaka.

4.3. Menyenangkan dan Interaktif: Kegiatan bimbingan dikemas dalam suasana yang santai, menarik, dan tidak memaksa.

4.4. Berkelanjutan: Program dilaksanakan secara rutin dan terjadwal agar menjadi sebuah kebiasaan.


5. Prosedur Pelaksanaan Program Bimbingan Membaca

5.1. Tahap Perancangan Program (Kolaborasi Guru & Pustakawan)

  1. Rapat Koordinasi Awal: Di awal semester, guru dan pustakawan bertemu untuk:
  • Membahas tema pembelajaran di kelas yang dapat didukung oleh koleksi perpustakaan.
  • Menetapkan tujuan membaca untuk setiap kelas/tingkatan.
  • Menyusun jadwal kunjungan wajib perpustakaan.
  1. Pemetaan Koleksi: Pustakawan, berdasarkan masukan dari guru, mengidentifikasi dan menyiapkan koleksi buku yang sesuai dengan tema pembelajaran dan tingkat kemampuan membaca siswa.
  2. Penyusunan Rencana Kegiatan: Guru dan pustakawan bersama-sama merancang aktivitas yang akan dilakukan selama sesi di perpustakaan (misalnya, menentukan buku untuk read aloud, menyiapkan lembar kerja, dll).

5.2. Tahap Pelaksanaan Sesi Bimbingan di Perpustakaan Setiap sesi bimbingan membaca terjadwal idealnya terdiri dari tiga bagian:

  1. Kegiatan Awal (Pemanasan - 10 Menit):
  • Peran: Guru dan Pustakawan.
  • Aktivitas: Pustakawan menyambut kelas. Guru/Pustakawan melakukan kegiatan read aloud (membaca nyaring) dari sebuah buku cerita pendek yang menarik untuk memantik imajinasi dan fokus siswa.
  1. Kegiatan Inti (Membaca Mandiri - 20 Menit):
  • Peran: Guru dan Pustakawan memfasilitasi.
  • Aktivitas: Siswa diberi kebebasan untuk memilih buku dari rak yang telah direkomendasikan atau rak lainnya sesuai minat mereka. Siswa membaca secara mandiri dalam suasana yang tenang. Guru dan pustakawan berkeliling untuk membantu siswa yang kesulitan memilih buku atau membaca.
  1. Kegiatan Penutup (Pasca-Membaca - 15 Menit):
  • Peran: Guru memimpin, Pustakawan mendukung.
  • Aktivitas: Guru memfasilitasi kegiatan refleksi untuk mengukur pemahaman. Bentuknya bisa bervariasi:
  • Meminta beberapa siswa menceritakan kembali isi buku yang dibaca.
  • Menggambar tokoh atau adegan favorit dari cerita.
  • Menulis beberapa kalimat tentang apa yang mereka pelajari.
  • Diskusi kelompok kecil.

5.3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

  1. Observasi: Guru dan pustakawan secara informal mengamati perkembangan minat dan perilaku membaca siswa selama program berjalan.
  2. Jurnal Membaca: Siswa dapat didorong untuk memiliki jurnal/log membaca sederhana untuk mencatat buku-buku yang telah mereka baca.
  3. Rapat Evaluasi Berkala: Setiap akhir bulan atau triwulan, guru dan pustakawan bertemu kembali untuk mendiskusikan kemajuan program, tantangan yang dihadapi, dan merencanakan perbaikan untuk sesi-sesi berikutnya.