Layanan Pemustaka

Layanan Bercerita (Storytelling)

1. Tujuan

Panduan ini bertujuan untuk:

1.1. Menetapkan standar dalam menyelenggarakan layanan bercerita yang menarik dan edukatif.

1.2. Meningkatkan minat baca anak dengan cara memperkenalkan koleksi perpustakaan melalui sajian cerita yang hidup.

1.3. Membantu anak, terutama yang kemampuan membacanya kurang, dalam memahami isi cerita dan memperkaya perbendaharaan kata mereka.

1.4. Mempromosikan perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan dan sumber inspirasi bagi anak-anak.


2. Ruang Lingkup

Panduan ini berlaku untuk semua kegiatan bercerita yang diselenggarakan oleh perpustakaan. Sasaran utama layanan ini adalah anak-anak mulai dari jenjang pra-sekolah hingga usia 12 tahun. Layanan ini dapat diberikan oleh tenaga perpustakaan atau dengan mengundang pendongeng profesional dari luar.


3. Definisi

  • Layanan Bercerita (Storytelling): Sebuah layanan perpustakaan di mana informasi dalam bentuk tertulis (biasanya dari buku cerita) dialihkan ke dalam bentuk lisan yang ekspresif dan interaktif untuk diperdengarkan kepada audiens anak-anak.
  • Pendongeng: Orang yang menyampaikan cerita, bisa dari tenaga perpustakaan yang terlatih atau tokoh/pendongeng yang diundang secara khusus.
  • Alat Peraga: Benda-benda yang digunakan untuk membantu visualisasi cerita, seperti boneka tangan, gambar, atau kostum sederhana.


4. Manfaat Layanan Bercerita

4.1. Meningkatkan minat baca anak.

4.2. Membantu anak dalam memahami bacaan, terutama bagi mereka yang kemampuan membacanya kurang.

4.3. Memperkaya perbendaharaan kata (kosa kata) anak.

4.4. Mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan bagi anak-anak.


5. Prosedur Pelaksanaan Layanan Bercerita

5.1. Tahap Persiapan

  1. Penentuan Jadwal dan Tema: Menetapkan jadwal rutin untuk sesi bercerita (misalnya, setiap hari Sabtu pagi) dan menentukan tema cerita yang sesuai (misalnya, tema kepahlawanan, persahabatan, atau lingkungan).
  2. Pemilihan Sumber Cerita: Memilih buku cerita dari koleksi perpustakaan yang sesuai dengan tema dan rentang usia audiens. Kriteria buku yang baik: alur cerita jelas, memiliki pesan moral, dan potensial untuk diceritakan secara menarik.
  3. Adaptasi Naskah: Pendongeng membaca dan memahami cerita, lalu mengadaptasinya menjadi naskah atau poin-poin cerita lisan yang lebih ringkas dan dinamis.
  4. Latihan: Pendongeng berlatih menyampaikan cerita dengan intonasi, ekspresi, dan gerak tubuh yang sesuai. Jika menggunakan alat peraga, latihlah penggunaannya.
  5. Persiapan Tempat dan Promosi: Menyiapkan area bercerita yang nyaman (misalnya dengan karpet dan bantal). Promosikan acara melalui mading, media sosial, atau pemberitahuan kepada sekolah-sekolah terdekat.

5.2. Tahap Pelaksanaan

  1. Pembukaan: Pendongeng menyapa anak-anak dengan hangat dan ceria. Lakukan kegiatan singkat untuk menarik perhatian (ice-breaking), seperti bernyanyi bersama atau tebak-tebakan.
  2. Penyampaian Cerita:
  • Mulai bercerita dengan suara dan ekspresi yang menarik.
  • Jaga kontak mata dengan seluruh audiens.
  • Libatkan anak-anak dalam cerita dengan mengajukan pertanyaan interaktif, seperti "Menurut kalian, apa yang akan dilakukan si Kancil selanjutnya?".
  • Gunakan alat peraga (jika ada) untuk memperkuat imajinasi anak.
  1. Tunjukkan Sumber Cerita: Di akhir cerita, tunjukkan buku asli sumber cerita tersebut. Sampaikan bahwa buku menarik ini dan buku-buku lainnya bisa mereka baca dan pinjam di perpustakaan.

5.3. Tahap Penutup dan Pasca-Cerita

  1. Diskusi Singkat: Ajak anak-anak berdiskusi tentang pesan moral atau hikmah dari cerita yang baru saja disampaikan.
  2. Aktivitas Kreatif (Opsional): Lanjutkan dengan kegiatan kreatif yang berhubungan dengan cerita, seperti mewarnai gambar tokoh cerita, membuat kerajinan tangan sederhana, atau bermain peran.
  3. Informasi dan Promosi: Informasikan jadwal sesi bercerita berikutnya dan promosikan buku-buku lain yang sejenis.

5.4. Prosedur Mengundang Pendongeng Tamu

  1. Identifikasi dan Kontak: Mengidentifikasi pendongeng potensial dan menghubungi mereka untuk menanyakan ketersediaan dan persyaratan.
  2. Briefing: Memberikan briefing kepada pendongeng tamu mengenai tema acara, profil audiens (usia dan jumlah), dan durasi waktu yang disediakan.
  3. Administrasi: Mengurus administrasi terkait (surat undangan, honorarium, dll.) sesuai dengan prosedur yang berlaku.